KLIKMU.CO – Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas menggelar pengajian Ahad pagi di Masjid At-Taqwa, Kebomas, pada 19 Oktober 2025. Kegiatan rutin setiap Ahad ketiga ini dihadiri ratusan jamaah dan menghadirkan Dr M Sulthon Amien MM sebagai penceramah dengan tema Menyongsong Milad ke-113 Muhammadiyah.

Dalam kajiannya, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu menegaskan bahwa sejak berdiri, Muhammadiyah aktif berkedudukan dalam kebangkitan nasional menuju Indonesia merdeka. “Muhammadiyah turut membangun dan meneguhkan komitmen kebangsaan yangg berbasis pada nilai-nilai keislaman, demi terwujudnya cita-cita Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur,” ujar Sulthon.
Ia menuturkan, semangat itu bermulai dari ijtihad KH Ahmad Dahlan yangg berani meluruskan shaf salat meski menghadapi penentangan keras hingga langgarnya dibakar. “Dari situlah Muhammadiyah tumbuh sebagai aktivitas yangg terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan dasar aliran Islam,” tambahnya.
Salah satu corak ijtihad itu, lanjut Sulthon, adalah penerapan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT). “Dengan mengangkat KHGT, Muhammadiyah mau melunasi utang peradaban. Selama 14 abad sejarah Islam, belum ada sistem almanak Islam yangg bertindak dunia dan unifikatif. KHGT datang untuk mewujudkan kesatuan waktu bagi umat Islam di seluruh dunia,” jelasnya.
Tema Milad ke-113 Muhammadiyah, Memajukan Kesejahteraan Bangsa, menurut Sulthon mempunyai makna yangg dalam. Pertama, Muhammadiyah berkomitmen memperkuat dan memperluas aktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat yangg berpijak pada kesejahteraan rohaniah. “Kesejahteraan yangg sejati adalah kesejahteraan lahir dan batin,” ujarnya.


Kedua, Muhammadiyah terus mendukung kebijakan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan umum sebagaimana petunjuk UUD 1945 dan sila kelima Pancasila, ialah Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sulthon menilai, Milad kali ini datang di tengah dinamika kebangsaan yangg kompleks. “Kondisi ekonomi sedang tiarap. Namun, dengan dilantiknya Menteri Keuangan baru, kita mendapat semangat baru dan angin segar bagi perekonomian bangsa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sulthon memaparkan info perkembangan Muhammadiyah berasas SIMAM per September 2023. Saat ini Muhammadiyah mempunyai 35 Pimpinan Wilayah (PWM), 475 Pimpinan Daerah (PDM), 3.947 Pimpinan Cabang (PCM), 14.670 Pimpinan Ranting (PRM), serta 30 Pimpinan Cabang Istimewa (PCIM) di luar negeri.
Selain itu, terdapat 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) yangg terdiri atas 83 universitas, 53 sekolah tinggi, dan 36 corak lainnya; 122 rumah sakit (plus 20 dalam pembangunan); 231 klinik; 5.345 sekolah/madrasah; serta lebih dari 20.000 letak aset wakaf dengan total luas tanah mencapai 214 juta meter persegi. Muhammadiyah juga mempunyai lebih dari 1.000 kebaikan upaya sosial dan 440 pesantren.
Gerakan kemanusiaan Muhammadiyah sekarang menjangkau banyak negara, di antaranya Palestina, Myanmar (Rohingya), Bangladesh, Pakistan, Maroko, Turki, Nepal, Sudan, dan Lebanon. Bahkan, kebaikan upaya Muhammadiyah juga datang di luar negeri seperti Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Muhammadiyah Australia College (MAC), TK ABA di Kairo, dan sekolah darurat untuk pengungsi Palestina di Lebanon.
“Berdasarkan beragam sumber terpercaya, Muhammadiyah menempati posisi keempat sebagai organisasi keagamaan terkaya di bumi menurut info terbaru Seasia Stats dan liputan media Indonesia tahun 2025,” ujar Sulthon.
Total aset Muhammadiyah pada 2025 diperkirakan mencapai Rp454,24 triliun, menjadikannya organisasi Islam terkaya di Indonesia sekaligus salah satu yangg paling berdikari di dunia.
Kemandirian ini, jelasnya, berasal dari jaringan kebaikan upaya di beragam bidang—pendidikan, kesehatan, upaya syariah, penerbitan, koperasi, hingga properti wakaf. Model tersebut menciptakan sistem ekonomi yangg independen tanpa berjuntai pada donor eksternal alias pemerintah, di mana seluruh untung dikembalikan untuk pelayanan umat.
“Muhammadiyah menerapkan manajemen profesional, transparan, dan akuntabel dalam pengelolaan keuangannya. Tradisi keikhlasan juga menjadi modal utama, seluruh aset dihimpun untuk kemaslahatan umat, menjauhkan organisasi dari kepentingan pribadi,” terang Sulthon.
Dengan melayani lebih dari 25 juta jiwa melalui ribuan kebaikan upaya di bagian pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi, Muhammadiyah bukan sekadar organisasi berbasis aset, melainkan kekuatan sosial-ekonomi dan simbol integritas dalam bumi Islam modern.
(Mahfudz Efendi/AS)
2 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·